Followers

Tuesday, February 9, 2010

SENTRAL NEAX 61E

Pendahuluan
Sentral Telepon Digital Neax dapat berfungsi sebagai :
a. Sentral International :
Sentral yang berfungsi untuk melakukan panggilan – panggilan ke luar negeri..
b. Sentral Tandem :
Sentral yang berfungsi untuk menghubungkan sentral – sentral local ( membawahi beberapa sentral local ).
c. Sentral Toll/ Trunk :
Sentral yang berfungsi untuk melakukan panggilan ke luar kota (SLJJ).
d. Sentral Local :
Sentral yang berfungsi untuk melayani pelanggan biasa secara langsung (terhubung langsung dengan pelanggan ).
e. Sentral Toll/ Local ( Combine ) :
Sentral yang berfungsi sebagai sentral Toll dan sentral Local.
f. Sentral Mobile :
Ada dua jenis : 1. Sentral Telepon bergerak (Ponsel)
2. Sentral yang dibuat dalam bentuk container ( yang bisa dipindah-pindah ).
Sebagai sentral Digital, Neax dapat dipergunakan baik untuk kapasitas kecil, sedang , maupun kapasitas besar.
Sesuai dengan fungsi tersebut di atas, berdasarkan kemampuannya sentral Neax mempunyai dua jenis Processor yang berbeda yaitu :
a. SINGLE PROCESSOR :
Jenis Processor ini dapat melayani sentral telepon dengan kapasitas sampai dengan 10.000 sst ( 35.000 BHCA ).
b. MULTY PROCESSOR :
Jenis Processor ini dapat melayani sentral telepon dengan kapasitas sampai dengan 100,000 sst ( 1.000.000 BHCA ).
Berdasarkan dari struktur Hardwarenya Sentral type Single Processor hanya memiliki dua jenis Processor yaitu Call Processor ( CLP ) dan Operation and Maintenance Processor ( OMP ), sedangkan Sentral Type Multy Processor memiliki maximal empat jenis Processor selain dua jenis diatas masih ditambah dua jenis lagi yaitu Common Channel Signaling Processor ( CCSP ) dan Position Control Processor (PCP) Dalam banyak hal type Multy Processor paling banyak digunakan dalam system Neax termasuk di Indonesia.
Oleh karena itu, dalam diskripsi system ini yang akan dibahas adalah jenis Multi Processor, sedangkan jenis Single Processor tidak dibahas secara rinci.
Dalam Sistem Neax , sebagian besar perangkatnya ( terutama perangkat Control ) beroperasi secara duplicated, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan keandalan dan pelayanan sentral yang tinggi .
Adapun contoh perangkat yang duplicated adalah : LOC ( Local Controler ) yang terpasang pada Application Subsystem, SPM (Speech Path Module) yang terdapat pada Switching Subsystem, CP ( Control Processor ) yang terpasang pada Processor Subsystem .
Secara Tioritis kemampuan sentral NEAX adalah seperti pada tabel dibawah ini :

Fungsi Sentral Kapasitas Subscriber Kapasitas Traffic B H C A
Local 100.000 sst 27.000 Erl 1.000.000
Remote (S) 10.000 sst 1.000 Erl 35.000
Remote (L) 4.000 sst 336 Erl ------
Toll / Tandem 60.000 sst 27.000 Erl 1.000.000
International 60.000 sst 27.000 Erl 1.000.000
Toll Board 512 Pos -------- ---------
Catatan : Remote ( S ) : Remote Switching ( Single Processor )
Remote ( L ) : Remote Line Unit ( RLU )




Sistem Hardware

Struktur dasar hard ware system NEAX terdiri dari 4 Subsystem, yaitu :
a. Application Subsystem
b. Switching Subsystem
c. Processor Subsystem
d. Operation and Maintenance Subsystem

A. APPLICATION SUBSYSTEM
Bagian ini merupakan interface antara sentral dengan pelanggan. Sebagai interface, Application Subsystem dapat disambungkan langsung ke pelanggan maupun kesistem transmisi sesuai dengan fungsinya, Application Subsystem dapat dibedakan menjadi 7 jenis pelayanan yaitu :
a. Analog Subscriber Line Interface
b. Analog Trunk Interface
c. Digital Trunk Interface
d. Remote System Interface
e. Commond Channel Signalling Interface
f. Service Trunk Interface
g. Operator Position Interface











Adapun blok diagram dari Application Subsystem seperti pada gambar 1.1.


Line Trunk Frame ( LTF )
Ke Pelanggan


1 SHW
Ke/ Dari
Kesentral Switching SS
Lawan






Kesentral Lawan
( PCM Line ) 1 SHW
Ke / Dari
Switching SS




Gambar.1.1. Blok diagram Aplication Subsystem

A.1. ANALOG SUBSCRIBER LINE INTERFACE :
Analog Subcriber Line Interfice terdiri dari 2 perangkat yaitu , Line Module [LM] dan Local Controller [LOC]. Seperti terlihat pada gambar 1.1.b. dan Fungsi dari masing–masing perangkat adalah sebagai berikut ;
a. Line Module ( LM )
Line Module mempunyai terminal yang disebut Line Circuit (LC) yang berfungsi sebagai pengontrol perubahan-perubahan signal digital ke Analog atau sebaliknya.
Setiap LM mengakomodasikan maximum 16 card LC (dengan 8 atau 4 pelanggan per card), seperti terlihat pada gambar 1.2 dibawah ini.


Lampu
SUSPECK





Swicth
( a ) ( b )
Gambar. 1.2.
(a). Card LC dengan 8 sst percard ( untuk pelanggan biasa ).
(b). Card LC dengan 4 sst percard ( untuk pelanggan TUC, PBX, Wartel )
Dengan demikian 1 LM dapat mengakomodasikan maximum 128 pelanggan biasa. LC dapat disambungkan langsung ke saluran pelanggan biasa, coin box, dan PBX.
Fungsi Utama LC adalah BORSCHT :
1. B ( Battere ) : Memberi catuan daya ke palanggan
2. O ( Over Voltage ) : Proteksi terhadap tegangan Luar.
3. R ( Ringing ) : Memberi arus bel ke pelanggan
4. S ( Supervition ) : Supervisi pelanggan
5. C (CODEC) : Coder dan Decoder (merubah signal analog ke digital dan sebaliknya).
6. H ( Hybrid ) : Konversi dari 4 – 2 kabel atau sebaliknya
7. T ( Test ) : Pengetesan
Jenis LC yang digunakan ada dua jenis yaitu yang berkapasitas 8 subscriber per card untuk pelanggan biasa dan 4 subscriber per card untuk sambungan coin box dan PBX.
Mengingat traffik yang dihasilkan oleh sebuah LC relatif kecil, maka untuk mendapatkan efisiensi yang baik, Line Module dilengkapi dengan Concentrator yang disebut DLSW (Digital Line Switch).

b. Local Controller (LOC) :
Local Controller adalah suatu Micro processor yang berfungsi untuk mengontrol sekelompok pelanggan atau trunk Pengontrolan tersebut dijalankan dengan mendeteksi perubahan status pada saluran pelanggan (on hook atau off hook) disetiap periode scanning .
Perangkat LOC dilengkapi dengan PMUX (Primary Multiplexer) dan PDMUX (Primary Demultiplex) yang berfungsi untuk menghubungkan subscriber INTERFACE ke Time Devition Network melalui 1 (satu) Subhighway (SHW) atau 132 time slot (TS) yang terdiri dari 120 TS voice, 4 TS control, dan 8 TS signal. Melalui hubungan ini pengiriman dan penerimaan kontrol signal dapat dilaksanakan .
Setiap LOC maksimum dapat menghubungkan 8 LM dengan 120 voice channel kearah TDNW melalui konsentrator (DLSW). Dengan demikian setiap 1 LOC dapat terhubung maksimum 1024 pelanggan (sst) dengan perincian sebagai berikut :
1 LC = 8 sst (dengan 8 pelanggan per card )
1 LM = 16 LC = 16 card lc x 8 sst/ card = 128 sst
1 LOC = 8 LM = 1.024 sst
Konsentrasi maksimum yang bisa dikontrol oleh 1 LOC adalah 8,5 : 1, sedangkan secara lengkap ada pada table 1.1.



Tabel 1.1 Konsentrasi Ratio
Subscriber Line Jumlah LM Jumlah Kanal Ratio Konsentrasi
128 1 120 1.1 : 1
256 2 120 2.1: 1
384 3 120 3.2 : 1
512 4 120 4.3 : 1
640 5 120 5.3 : 1
768 6 120 6.4 : 1
896 7 120 7.5 : 1
1024 8 120 8.5 : 1
Dalam 1 module LOC (1HW) terdapat 4 LOC Unit (SHW).


LM LM
LM LM
LM LM
LM LM
LM LM
LM LM
LM LM
LOC LM

Gambar.1.3. Rack Line & Trunk Frame (LTF)






Penomoran LM untuk konsentrasi 5,3 :1
LM 00 LM 01
LM 02 LM 03
LM 04 LM 10
LM 11 LM 12
LM 13 LM 14
LM 20 LM 21
LM 22 LM 23
LOC LM 24

Gambar. 1.6. Rack LTF KR. 5,3 :1





















Penomoran LM untuk konsentrasi 5,3 : 1( lanjutan )
LM 30 LM 31
LM 32 LM 33
LM 34 LM 00
LM 01 LM 02
LM 03 LM 04
LM 10 LM 11
LM 12 LM 13
LOC LM 14

Gambar.1.7. Rack LTF KR. 5,3 :1

Keterangan : LM 00, 01, 02, 03, 04 merupakan SHW 0
LM 10, 11, 12, 13, 14 merupakan SHW 1 HW 0
LM 20, 21, 22, 23, 24 merupakan SHW 2
LM 30, 31, 32, 33, 34 merupakan SHW 3
LM 00, 01, 02, 03, 04 merupakan SHW 0 HW 1
LM 10, 11, 12, 13, 14 merupakan SHW 1

TUGAS: Gambarkanlah sebuah Rack LTF dan berikan penomoran dari rack LTF tersebut yang menggunakan konsentrasi 3,2 : 1






Penomoran EL ( Equipment Line Number )

EL = XX X X XX X X
Level ( 0 - 3 )

Switch ( 0 - 7 )


Group ( 00 - 31 )


SHW ( 0 - 3 )


HW ( 0 - 5 )


SPCE ( 00 - 21 )


Catatan :
1 SPCE = 6 HW
1 HW = 4 SHW
1 SHW = Max 31 Group ( tergantung konsentrasi yang digunakan )
1 Group = 4 Level ( 4 card LC )
1 Level = 8 Switch
1 Switch = 1 Pelanggan

A.2. ANALOG TRUNK INTERFACE :
Analog Trunk Interface berfungsi sebagai interface dari trunk analog dengan switching Network secara garis besar interface ini mirip dengan subscriber Line Interface.
Analog Trunk Interface dibagi menjadi TRUNK MODULE ( TM ) dan LOCAL CONTROLLER (LOC). Adapun fungsinya sebagai berikut :
a. TRUNK MODULE ( TM ) :
Trunk module mempunyai terminal yang disebut Trunk Card (TRK) .Perangkat ini tersambung langsung dengan analog trunk atau kanal analog . pada TM tidak terdapat konsentrasi seperti halnya pada Line Module ,hal ini berarti bahwa 1 TM hanya dapat disambung langsung ke PCM (30 voice channel ) dalam Trunk Card terdapat perangkat yang disebut CODEC (Coder Decoder) yang berfungsi mengubah signal digital ke analog atau sebaliknya . Dengan demikian , pada interface ini tidak diperlukan tambahan A/D ataupun D/A converter.
Ada 2 type Trunk Card yaitu :
1). Type 6 TRK :
Perangkat ini dapat disambungkan dengan 6 trunk analog
2). Type 3 TRK :
Perangkat ini dapat disambungkan dengan 3 trunk analog.
Dengan demikian , 1 TM hanya terdiri dari 5 card type 6 TRK atau 10 card type 3 TRK .
Gbr. Type Trunk Card
ch 03 ch 06 ch 09 ch 12 ch 15 ch 19 ch 22 ch 25 ch 28 ch 31
02
05 08 11 14 18 21 24 27 30
01
04 07 10 13 17 20 23 26 29
TRK 0
TRK 1 TRK 2 TRK 3 TRK 4 TRK 5 TRK 6 TRK 7 TRK 8 TRK 9
Card yang berisi 3 circuit
Ch 06 Ch 12 Ch 19 Ch 25 Ch 31
05 11 18 24 30

04 10 17 23 29

03 09 15 22 28

02 08 14 21 27

01 07 13 20 26

TRK 0 TRK 2 TRK 4 TRK 6 TRK 8

Card yang berisi 6 Circuit
b. LOCAL CONTROLLER
Untuk menghubungkan Trunk Module dengan Switching Network diperlukan LOC. Fungsi dan tugas LOC ini sama dengan LOC yang tersambung pada LM, bedanya yang dikontrol adalah analog Trunk bukan subscriber.
Setiap LOC dapat dihubungkan dengan 4 Trunk Module, dan setiap Trunk Module tersambung 30 kanal, dengan demikain :
1 LOC = 4 TM
1 TM = 30 kanal
1 LOC = 120 kanal
Dengan demikian pemakaian LOC harus dibedakan antara LOC yang melayani TM dan yang melayani LM. Kearah Switching Network (TDNW), setiap LOC unit menduduki 1 SHW (subhighway), dan satu LOC Module terdiri dari 4 LOC Unit.

A.3. DIGITAL TRUNK INTERFACE
Fungsi Digital Trunk Interface dilakukan oleh Digital Trunk Interface Module (DTIM ) ,yang terdiri dari DTI ( Digital Trunk Interface ) dan DTIC ( Digital Trunk Interface Controller ) , dengan penjelasan sabagai berikut ;
a. DIGITAL TRUNK INTERFACE (DTI )
DTI berfungsi sebagai terminal untuk menghubungkan sentral digital NEAX 61 E dengan sentral lainnya melalui transmisi digital .Secara langsung DTI harus dihubungkan dengan transmisi digital atau trunk digital .
Kapasitas 1 DTI adalah sebesar 1 PCM HigHway (PCM HW ) atau sebanyak 32 time slot yang terdiri dari 30 time slot voice dan 2 time slot Untuk syncronisasi dan signallig .
b. DIGITAL TRUNK INTERFACE CONTROLLER (DTIC)
Seperti halnya LM dan TM yang mempunyai controller LOC , DTI dikontrol oleh DTIC .Setiap DTIC terhubung dan mengontrol maksimum 4 DTI card untuk hubungan ke arah switching network (TDNW ) .
Dalam fungsinya untuk mengontrol DTI , DTIC mengontrol 1Subhigway ke arah TDNW. Dimana 1 SHW tersusun atas 132 TS , yang terdiri atas 120 Ts voice dan 8 TS signaling dan sinkronisasi ,dan 4 TS control .
Dalam setiap DTIM (Digital Trunk Interface Module) terdiri dari 2 DTIC, sehingga dalam 1 DTIM maksimum memiliki 8 DTI card (8 sistem PCM 30 kanal).

A.4. REMOTE SYSTEM INTERFACE
Remote system interface merupakan interface yang menghubungkan Remote Switching Unit (RSU) maupun Remote Line Unit (RLU) dengan sentral NEAX. Interface ini digunakan untuk melayani pelanggan-pelanggan yang jauh letaknya dari sentral induk (host).
Kegiatan operasi dan pemeliharaan untuk RSU dan RLU dikendalikan oleh sentral induk. Seperti halnya dengan LM, TM maupun DTIM, Interface ini juga dilengkapi dengan controller yang disebut Host Digital Interface Controller (HDIC). Untuk menghubungkan RSU maupiun RLU dengan Host digunakan Transmisi Digital (PCM).


A.5. COMMON CHANNEL SIGNALLING INTERFACE ( CCSI )
Sentral Digital Neax dapat pula dioperasikan dengan menggunakan “ Signalling System No. 7” ( CCS no. 7 ). Dan untuk dapat mengoperasikan CCS7 diperlukan adanya Common Channel Signalling Interface ( CCSI ). CCS DAPAT DIUMPAMAKAN SEPERTI KENDARAAN BERMOTOR..,!
1. Apakah yang dimaksud dengan CCSI ………………………. ?
2. Apakah yang dimaksud dengan CCSP ………………………. ?
3. Apakah yang dimaksud dengan CCS 7………………………. ?

A.6. SERVICE TRUNK INTERFACE
Service Trunk Interface adalah: interface yang digunakan untuk menghubungkan system dengan perangkat-perangkat signaling.
a. Sender ( Push Button, Dial Pulse )
b. Receiver ( Push Button, Dial Pulse )
c. Digital tone Generator ( Dial Tone, Ringing Tone, Busy Tone dll ).
Module yang melakukan tugas – tugas diatas adalah SERVICE TRUNK MODULE dan dikontrol oleh SERVICE TRUNK CONTROLLER

A.7. OPERATOR POSITION INTERFACE.
Operator Position Interface adalah interface yang digunakan untuk menghubungkan sentral Neax dengan Switch Board ( Meja persambungan ).Interface ini diperlukan bila sentral NEAX tersebut dilengkapi dengan meja persambungan ASC (Asistance Service Console). Jumlah maximum switch board ASC yang dapat disambungkan dengan sentral NEAX (Multy Processor ) adalah 512.



Test Formatif 1

1. Bila satu LM terdiri dari 10 Lc yang berisi pelanggan biasa dan sisanya pelanggan TUC, berapa jumlah sst (pelangan) yang terdapat pada LM tersebut ………….?.
2. Pada setiap LM terpasang 8 Lc yang berisi 8 sst /card, dan 4 Lc pelanggan TUC, sisanya belum terpakai, berapa kapasitas untuk 3 LM …………………………..?
3. Sentral Neax terpasang 3 card LOC yang menggunakan konsentrasi 3,2 : 1 berapakah a. Jumlah Group.
b. Jumlah LM yang terpasang
c. Jumlah sst seluruhnya, bila setiap LMnya 25% berisi card LC untuk Coin Box .
4. Berapakah jumlah yang dapat dikontrol oleh 1 Module LOC …..?
5. Dan seterusnya

B. KEGIATAN PEMELAJARAN II

Sub Kompetensi : Mengenal Hardware Sentral
Kriteria Kinerja
a. Mengenal peralatan dan fungsi sentral STDI NEAX
b. Buku overview/ pengenalan sentral STDI NEAX telah tersedia
• Sental Digital STDI NEAX kapasitas 10.000 sst atau lebih beserta perangkat pendukungnya (terminal OMT, Alat ukur pelanggan telekomunikasi, dll).
• Sentral Digital dapat dalam keadaan aktif/ dengan catu daya atau Pasif/ tanpa catu daya
• Buku manual dari tiap-tiap komponen.
c. SOP dan SMP pada sentral PSTN
Tujuan Pemelajaran 2
Peserta didik mampu untuk :
a. menjelaskan kongfigurasi dan arsitektur switching subsystem NEAX
b. menjelaskan jenis-jenis piranti dan proses pembangunan hubungan / call set up beserta cara kerjanya

Uraian Materi 2
Switching Subsystem
Switching Subsystem merupakan subsystem yang berfungsi untuk menghubungkan :
1. Subscriber dengan subscriber
2. Subscriber dengan trunk
3. Trunk dengan trunk
4. Subcriber dengan service trunk
5. Trunk dengan service trunk
Struktur dasar Switching Subsystem terdiri dari atas 4 tingkat switching , yaitu T- S- S -T (Time – Space – Space – Time ). Switching subsystem terpasang pada rack TSPCF ( Time Switch and Call Processor Frame ), terlihat pada gambar 2.10. Subsystem ini beroperasi secara duplicated.


Switching subsystem terdiri ;
SPM (Speech Path Module ) dan SPC (Speech Path Controller), untuk type sentral Multi Processor, sedangkan untuk type sentral Single Processor modul yang terpasang adalah SWM (Switch Module) dan SPC ( Speech Path Controller ).
Fungsi dari perangkat tersebut adalah;
a. Speech Path Module ( SPM )
SPM terdiri 2 blok switching yaitu Time Switch dan Space Switch yang digunakan untuk menghubungkan inlet (calling ) dengan outlet (called ).
Fungsi lain dari SPM adalah :
• Kompensasi perbedaan phase yang diakibatkan ketidaksesuaian signal – signal yang diterima dari LOC, DTIC, dan SVTC.
• Memultiplex 4 SHW menjadi sebuah HW
• Kompensasi perubahan level noise signal yang diakibatkan perbedaan panjang saluran antara pelanggan ke sentral.
• Menginsertkan data announcement ( voice data ) ke dalam ts yang telah ditentukan ( Ts 0 dari PCM HW 3 ) selama terjadi Call Rectriction.
• Setiap HW didemultiplex menjadi 4 buah SHW.
• Mengeksekusi self diagnosis untuk memeriksa bahwa SPM bekerja normal.
b. Speech Path Controller ( SPC )
Fungsi SPC yang lain ( dibawah kendali CLP ) adalah sebagai berikut;
• Mengontrol beroperasinya SPM .
• Sebagai interface antara SPM dengan CLP.
• Mendeteksi adanya originating call, disconnection call, ataupun Answer signal yang dilaporkan oleh hardware ( LOC, DTIC ) untuk selanjutnya diteruskan kepada Call Processor.
• Menerima informasi digit dari Application Controller ( LOC, DTIC ) untuk diteruskan kepada Call Processor.
• Mengumpulkan fault information yang terjadi pada speech path dan melaporkannya kepada Call Processor.
• Melakukan self diagnosis.







LM L O C S P M
TO/FROM
SUBSCRIBER
LM


TM
TO/FROM
TRUNK ANALOG

TM



DTI D T I C
TO/FROM

TRUNK DIGITAL
DTI



SPC




CLP



Gambar 2.1 BLOK DIAGRAM POSISI SPM PADA SENTRAL NEAX















TSCPF
FUSE FUSE
CLKM 0 CLKM 1


CPM CPM


SPC SPC


SPM SPM


SVTM SVTM

HW 0 HW 1


GBR. 2.2. TAMPAK DEPAN RACK TSCPF


Pada Rack TSCPF dapat diletakkan module – module :
1. SPM ( Speech Path Module )
2. SPC ( Speech Path Controller )
3. CPM ( Controller Processor Module )
4. SVTM ( Service Trunk Module )
5. CLKM ( Clock Module )

Fungsi tiap – tiap blok pada gambar konfigurasi Switching Subsystem :
• SMUX ( Secondary Multiplexer ) : berfungsi untuk memultiplex dari 4 SHW yang diterima dari PMUX menjadi sebuah HW ( 512 ts / 480 ch ).
• TIME SWITCH 1 ( T1 ): Time switch 1 ini juga disebut Primary Time Switch berfungsi menyimpan data secara urut , data signal suara disimpan di setiap time slot dan mengirimkan ke S1 sesuai dengan order.
• PRIMARY SPACE SWITCH ( S1 ) : berfungsu untuk pwerpindahan HW dari ts selama proses pembangunan hubungan sesuai dengan order yang di terima dari SPC. Line yang digunakan untuk transmisi data untuk perpindahan HW disebut dengan JHW ( Junctor High Way ), S1 mengirimkan ts yang diterima dari T1 menuju JHW tertentu sesuai dengan informasi yang ada di S1 yang diterima dari SPC.
• JHW ( JUNCTOR HIGH WAY ) : berfungsi untuk menyambungkan S1 dengan S2 di network yang sama maupun yang berbeda.
Fungtsi JHW yang lainnya :
- Penyambungan path untuk perpindahan HW
- Mengontrol cross connection antara system 0 dengan system 1.
- Kompensasi delay dari transmisi data yang ditimbulkan oleh perbedaan panjang kabel JHW.


















Gbr. 2.3 Konfigurasi JHW dengan 1 NW


























Gbr. 2.4. Konfigurasi JHW dengan 2 NW
NW WITHIN BETWEEN OTHER NETWORK
NO EACH
NETWORK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
S PM 1 6 -
2 6 4
3 4 2 2
4 4 2 2 2
5 4 2 2 2 2
6 4 2 2 2 2 2
7 4 2 2 2 2 2 2
8 4 2 2 2 2 2 2 2
9 4 2 2 2 2 2 2 2 2
10 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2
11 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
12 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
13 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
14 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
15 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
16 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
17 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
18 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
19 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
20 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
21 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
22 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Tabel.JUNCTOR HIGHWAY ( JHW )


• SECONDARY SPACE SWITCH ( S2 ) : berfungsi untuk memindahkan data dengan ts yang seperti pada saat keluar dari T1 dan S1 menuju HW yang ditentukan ( menuju T2 )
• SECONDARY TIME SWITCH ( T2 ) : berfungsi untuk menyimpan voice data di ts ( HW ) yang diterima dari S2 untuk menyambungkan speech path ke ts yang telah ditentukan oleh SPC.
• SECONDARY DEMULTIPLEXER ( SDMUX ) : berfungsi untuk men-demultiplex 1 HW menjadi 4 buah SHW, untuk selanjutnya dikirimkan menuju LOC, DTIC, SVTC.
 Tugas : Gambarkanlah hubungan JHW yang terdiri dari 3 Network.

FUNGSI SERVICE TRUNK MODULE ( SVTM ):
a. Service Trunk Controller ( SVTC ) , fungsinya :
 Mendistribusikan signal-signal tone digital dari tone Generator ( TNG ) ke SPM ( Speech Path Module ).
 Mengontrol pengiriman digit – digit ( Sender )
 Mengontrol Penerimaan digit – digit ( Receiver )
 Melakukan Self Diagnosis.
b. Tone Generator ( TNG ) , fungsinya :
* Membangkitkan berbagai jenis tone, antara lain :
> Dial Tone
> Ring Back Tone
> Busy Tone
> Test Tone
> Continuos Tone
c. Sender ( SND ) :
>Dapat berfungsi sebagai Push Button Sender
> Mengirimkan digit-digit dikontrol oleh SVTC.
Sender akan mengirimkan digit-digit melalui Time Divition Network untuk dikirimkan ke sentral lawan sesuai dengsan order dari SVTC.
d. Receiver ( Rec ) :
 Menerima signaling system No. 7, sebagai interface dengan CCSM/ CCSC
 Menginsertkan signal pengontroldari CCSM / CCSC ke dalam canal signaling system nomor 7.
CLOCK MODULE ( CLKM ) :
Semua system sentral digital hubungan antar module – module dari perangkat yang ada didalamnya harus bekerja dengan sinkron, disamping itu didalam konfigurasi network yang sudah digital hubungan antar sentral juga harus sinkron.
Agar module – module dan rangkaian terdapat dalam sentral digital dapat bekerja sinkron , maka dibutuhkan clock yang dapat mencatu kebutuhan seluruh perangkat sentral.
Fungsi Clock Module dibawah kendali dari Operation & Maintenance Processor.
1. Membangkitkan Clock
2. Mencatu clock disisi hardware
3. Melakukan Self diagnosis
4. Mengontrol Route Clock yang aktif / stanby oleh software.
Test Formatif 1

4. Bila satu LM terdiri dari 10 Lc yang berisi pelanggan biasa dan sisanya pelanggan TUC, berapa jumlah sst (pelangan) yang terdapat pada LM tersebut ………….?.
5. Pada setiap LM terpasang 8 Lc yang berisi 8 sst /card, dan 4 Lc pelanggan TUC, sisanya belum terpakai, berapa kapasitas untuk 3 LM …………………………..?
6. Sentral Neax terpasang 3 card LOC yang menggunakan konsentrasi 3,2 : 1 berapakah a. Jumlah Group.
b. Jumlah LM yang terpasang
c. Jumlah sst seluruhnya, bila setiap LMnya 25% berisi card LC untuk Coin Box .
4. Berapakah jumlah yang dapat dikontrol oleh 1 Module LOC …..?
C. KEGIATAN PEMELAJARAN III

Sub Kompetensi : Mengenal Hardware Sentral
Kriteria Kinerja
a. Mengenal peralatan dan fungsi sentral STDI NEAX
b. Buku overview/ pengenalan sentral STDI NEAX telah tersedia
• Sental Digital STDI NEAX kapasitas 10.000 sst atau lebih beserta perangkat pendukungnya (terminal OMT, Alat ukur pelanggan telekomunikasi, dll).
• Sentral Digital dapat dalam keadaan aktif/ dengan catu daya atau Pasif/ tanpa catu daya
• Buku manual dari tiap-tiap komponen.
c. SOP dan SMP pada sentral NEAX
Tujuan Pemelajaran 3
Peserta didik mampu untuk :
a. menjelaskan kongfigurasi dan arsitektur sentral STDI NEAX
b. menjelaskan jenis-jenis piranti dan proses pembangunan hubungan / call set up beserta cara kerjanya;

Uraian Materi 3
PROCESSOR SUBSYSTEM
Processor adalah unit yang berfungsi untuk mengontrol call processing maupun tugas-tugas Operation & Maintenance ( Operasi dan Pemeliharaan ), selain itu juga mampu melakukan Operator Position dan Common Channel Signaling.
Semua kegiatan tersebut diatas dilakukan oleh beberapa Control Processor ( CP ), yang terbentuk dalam Control Processor Module ( CPM ).
Semua processor beroperasi secara duplicated. Processor subsystem merupakan pusat kegiatan sentral Neax terdiri dari 4 bagian pokok :
 1. Control Processor Module ( CPM )
 2. Bus Controller ( BC )
 3. Common Memory ( CM )
 4. Multy Processor Controller ( MPC )
A. Control Processor Module ( CPM ) :
Semua Processor , baik Call Processor ( CLP ), Operation and Maintenance Processor ( OMP ), Position Controller Processor ( PCP ), dan Common Channel Signalling Processor ( CCSP ), disebut Control Processor Module ( CPM ).
Dalam system Multy Processor, Jumlah Processor yang dapat dioperasikan adalah sebanyak 32 Unit terdiri dari :
a. Call Processor maximum seanyak 22 unit ( 22 Switching Network )
b. Operation and Maintenance Processor sebanyak 1 unit
c. PCP dan atau CCSP sebnyak 9 unit.
Adapun bagian-bagiannya adalah seperti pada gambar. 2.14

N
E
AX Application Subsystem Switching Subsystem
Operation & Maintenance Subsystem Processor Subsystem


Common Memory
( CM ) Multy Processor Controller
( MPC )
Bus Controller
( BC )
Control Processor Module ( CPM )

Call Processor
( CLP ) Position Control Processor
( PCP )
Common Channel Signalling Processor
( CCSP ) Operation & Maintenance Processor ( OMP )
Gambar . 3.1. Bagian - bagian dari Sentral Neax
Keterangan gambar :
 Berdasarkan gambar di atas bahwa sentral Neax terbagi menjadi empat bagian besar yaitu terdiri dari :
a. Application Subsystem
b. Switching Subsystem
c. Processor Subsystem
d. Operation and Maintenance Subsystem
 Salah satu dari empat bagian besar sentral Neax adalah Processor Subsystem, yang terdiri dari :
1. Common Memory ( CM )
2. Multy Processor Controller ( MPC )
3. Control Processor Module ( CPM )
4. Bus Controller ( BC )
 Control Processor Module ( CPM ) yang merupakan bagian dari Processor Subsystem masih terbagi lagi kepada 4 macam Processor yaitu :
1. Call Processor ( CLP )
2. Operation and Maintenance Processor ( OMP )
3. Common Channel Signalling Processor ( CCSP )
4. Operator Position Processor ( PCP ).

1. CALL PROCESSOR (CLP ) :
Call Processor adalah Processor yang berfungsi untuk mengontrol Call Processing, dan setiap Call Processor hanya mengontrol satu Switching Network saja. Komunikasi antara Switching Network dan Call Processor akan melalui SPI ( Speech Path Interface ) untuk sisi Call Processor dan SPC untuk sisi Switching Subsystem.
Setiap Call Procdessor mempunyai Main Memory (MM ) yang berisi program dan data yang diperlukan untuk Call Processing. Module Call Processor terpasang pada rack TSCPF dan system Neax dapat mempunyai max 22 buah Call Processor.

2. OPERATION AND MAINTENANCE PROCESSOR ( OMP ) :
Operation and Maintenance Processor adalah processor yang bertugas untuk mengontrol Maintenance Routine, dan mengontrol semua Call Processor dalam hal pengetesan . OMP melakukan tugas-tugas berdasarkan Automatic Maintenance dan On Demand Maintenance. Sentral Neax hanya memiliki satu buah Processor OMP.

3. COMMON CHANNEL SIGNALLING PROCESSOR ( CCSP ) :
Adalah Processor yang digunakan untuk memproses call dengan menggunakan Common Channel Signalling .CCSP terdapat dalam CCSPF pada susbsystem Application Subsystem.

4. OPERATOR POSITION PROCESSOR ( PCP ) :
Digunakan untuk mengontrol Position / Switch Board untuk memproses Call Processing yang melalui Switch Board tersebut.












To / From SPC
CPM/CP 0

( 31 )










To/From OMP

To / From CLP
CPM/(OMP)

To / From
CMADP
( 4 )







SBP
HIB ( To / From
O & M Subsystem )

(16) To/From (16)
SSP

To / From MCSL Gambar . 3.2. Konfigurasi Processor Subsystem
Penjelasan bagian pokok Processor :
A. Control Processor Module ( CPM ) :
Semua Processor, baik Call Processor, Operation and Maintenance Processor, Common Channel Signalling Procdessor disebut juga Conttrol Processor Module (CPM)Penamaan CPM tersebut didasarkan atas fungsi processor yang bersangkutan. CPM terdiri dari beberapa blok fungsi, yaitu:
1. Central Control ( CC ) :
Disebut juga sebagai Central Processor Unit ( CPU ) yang berfungsi untuk membaca dan mengeksekusi program yang diperlukan untuk prosesswitching dalam system.

2. Main Memory ( M M ) :
Untuk mengeksekusi program read maupun write data, CPU selalu mengakses ke Memory. Selanjutnya berdasarkan instruksi dari CPU tersebut Main Memory membaca dan menulis datanya.
3. System Bus Processor ( SBP ) :
System Bus Processor adalah bagian dari CPM yang berfungsi untuk mentransfer data/ command apabila diperlukan untuk berkomunikasi dengan CPM lainnya. Komunikasi antar CPM ini dilaksanakan oleh SBP melalui Bus Controller (BC ).
4. Speech Path Interface (SPI ) :
Speech Path Interface adalah bagian dari CPM yang berfungsi sebagai Interface untuk berkomunikasi dengan perangkat yang dikontrol oleh CPM yang bersangkutan.
Fungsi SPI tergantung dengan type Processor yang tersambung dengannya, yaitu :
a. Dalam CLP, SPI berfungsi sabagai interface untuk berkomunikasi dengan Speecxh Path Subsystem. ( melalui SPC ).
b. Dalam OMP, SPI berfungsi sebagai interface untuk berkomunikasi dengan Operation and Maintenance Subsystem.
c. Dalam CCSP, tidak terdapat fungsi SPI
d. Dalam PCP, SPI berfungsi sebagai interface untuk berkomunikasi dengan Switch Board melalui Position Controller.
5. System Service Processor ( SSP ) :
System Service Processor adalah bagian dari CPM yang merupakan interface untuk berkomunikasi dengan Multy Processor Controller ( MPC ) dalam mendapatkan system status indicator. SSP dikontrol oleh Master Console yang mengontrol secara manual operasi dari Processor melalui Man Machine Comunikation ( MMC ).
Di dalam SSP terdapat Emergency Action Circuit ( EMA ) yang dikendalikan oleh Emergency Supervisory Equipment ( ESE ). EMA Circuit akan mengeksekusi Recovery ( Phase Restart/Inisialisasi ) apabila mendeteksi adanya kelainan pada system Operasi. Bobot inisialisasi ditentukan oleh Initial Program Load ( IPL ) yang terdapat pada SSP. Berdasarkan data pada EME Circuit, SSP memutuskan apakah initialisasi dilaksanakan dari data yang ada pada ROM atau mengambil data baru dari Disk Unit (DKU), atau Magnetic Tape Unit ( MTU ).
Secara garis besar , SSP berfungsi :
a. Mengirimkan command kearah mate processornya sendiri.
b. Mengirimkan informasi alarm kearah mate processornya sendiri.
c. Mengawasi kerja CPM
d. Sebagai unit yang melaksanakan diagnosis.
e. Mengontrol unit-unit yang ada pada CPM dalam menerima permintaan dari Master Console atau Multy Processor Controller .
f. Melaksanakan reconfigurasi system secara automatic berdasarkan kondisi emergency yang ada.
6. Common Memory Adapter ( CMADP ) :
Dalam mengeksekusi program read/write data, CPU tidak hanya mengakses Main Memory saja, tetapi juga mengakses memory lainnya yang disebut Common Memory.
Common Memory letaknya terpisah dari CPM dan Common Memory terdapat pada Common Memory Module, agar dapat mengakses Common Memory tersebut, CPM menggunakan CMADP sebagai interface antara CPM dengan Common Memory.
Dengan demikian CMADP adalah bagian dari CPM yang digunakan untuk berkomunikasi dengan Common Memory.
7. Input/Output Processor ( IOP ) :
Input output Processor adalah bagian dari CPM yang berfungsi untuk mengontrol pengiriman data antara main Memory dengan Input Out Device. Karena fungsinya berhubungan dengan IOP device maka IOP ini hanya terdapat pada OMP (Operation & Maintenance Processor ) dcan CCSP ( Common Channel Signalling Processor ) saja. Dua IOP terdapat pada setiap CP dalam OMP, satu IOP terhubung langsung ke IOC ( Input / Output Controller ), Transmition Controller ( TC ), Magnetic Tape Controller ( MTC ), Line Printer Controller ( LPC ) dan Disk Controller ( DKC ) melalui HIB ( High Interface Bus ). IOP yang Lainnya dalam OMP terhubung ke Multy Processor Controller ( MPC ) MPC 0 dan MPC 1. Jika suatu system Neax berisi lebih dari 16 CP, dua pasang MPC harus digunakan :
MPC 00 dan MPC 10 Untuk CP 00 – CP 15
MPC 01 dan MPC 11 Untuk CP 16 – CP 31.

B. Bus Controller ( BC ) :
Bus Controller adalah bagian dari Processor Subsystem yang berfungsi untuk mengontrol bus Komunikasi antar Processor, misalnya pengiriman Command atau data.
BC mengontrol tiga macam signal dalam komunikasi antar Processor :
1. Signal pengiriman berarah tetap dari OMP ke CP ( CLP ).
2. Signal yang dikirim dari arah CP asal ke CP destinasi.
3. Signal yang dikirim dari arah CP destinasi ke CP asal.
C. Common Memory ( CM ).
Common Memory Module mempunyai system konfigurasi dual yang mengontrol dan pengaksesan dari CPM.
Satu Common Memory Module dapat berhubungan sampai dengan 4 CMIM.
Satu CMIM dapat terhubung sampai dengan 8 CPM, CPM terhubung ke CMM melalui CMIM.
D. Multy Processor Control ( MPC ) :
MPC adalah bagian dari pada Processor Subsystem yang juga digunakan untuk komunikasi antar Processor. MPC berfungsi untuk mengontrol dan mengawasi setiap Processor baik CLP, OMP, CCSP maupun PCP serta Common Memory. Multy Processor Controller berada dibawah control OMP dengan menggunakan Interface HIB ( High Interface Bus ) dan digunakan untuk sejumlah tujuan sebagai berikut :
1. Inisial Sistem Set Up
2. Memonitor Control Processor secara berurutanselama operasi system.
3. Interface dengan Master Console ( MSCL ).
* 32 CP dicontrol oleh 2 ( dua ) buah MPC MPC 00 & 10
MPC 01 & 11
• 1 MPC memiliki 4 buah CP Interface (CP Interface 0 s/d CP Interface 3 )
• 1CP Interface menghandle 4 buah CP ( CP 00 s/d CP 03 ) melalui SSP.
Dengan Perincian :
> CP Interface 0 Menghandle CP 00 – CP 03
> CP Interface 1 Menghandle CP 04 – CP 07 MPC 00 & 10
> CP Interface 2 Menghandle CP 08 – CP 11
> CP Interface 3 Menghandle CP 12 – CP 15
> CP Interface 0 Menghandle CP 16 – CP 19
> CP Interface 1 Menghandle CP 20 – CP 23 MPC 01 & 11
> CP Interface 2 Menghandle CP 24 – CP 27
> CP Interface 3 Menghandle CP 28 – CP 31
























12 13 14 15











HIB 0
HIB 1
CP 0 CP



Gambar. 3.3. Blok Diagram Fungsional MPC

Test Formatif 1

7. Bila satu LM terdiri dari 10 Lc yang berisi pelanggan biasa dan sisanya pelanggan TUC, berapa jumlah sst (pelangan) yang terdapat pada LM tersebut ………….?.
8. Pada setiap LM terpasang 8 Lc yang berisi 8 sst /card, dan 4 Lc pelanggan TUC, sisanya belum terpakai, berapa kapasitas untuk 3 LM …………………………..?
9. Sentral Neax terpasang 3 card LOC yang menggunakan konsentrasi 3,2 : 1 berapakah a. Jumlah Group.
b. Jumlah LM yang terpasang
c. Jumlah sst seluruhnya, bila setiap LMnya 25% berisi card LC untuk Coin Box .
4. Berapakah jumlah yang dapat dikontrol oleh 1 Module LOC …..?
5. Dan seterusnya


D. KEGIATAN PEMELAJARAN IV

Sub Kompetensi : Mengenal sentral STDI NEAX
Kriteria Kinerja
a. Mengenal peralatan dan fungsi sentral STDI NEAX
b. Buku overview/ pengenalan sentral STDI NEAX telah tersedia
• Sental Digital STDI NEAX kapasitas 10.000 sst atau lebih beserta perangkat pendukungnya (terminal OMT, Alat ukur pelanggan telekomunikasi, dll).
• Sentral Digital dapat dalam keadaan aktif/ dengan catu daya atau Pasif/ tanpa catu daya
• Buku manual dari tiap-tiap komponen.
c. SOP dan SMP pada sentral NEAX
Tujuan Pemelajaran 4
Peserta didik mampu untuk :
a. menjelaskan kongfigurasi dan arsitektur Operation & Maintenance Subsystem NEAX
b. menjelaskan jenis-jenis piranti dan proses pengoperasian dan pemeliharaan


Uraian Materi 4

OPERATION & MAINTENANCE SUBSYSTEM

Operation & Maintenance [O&M] Subsystem berfungsi sebagai Man Machine Interface serta system supervisi.
Man Machine Interface diperlukan untuk komunikasi antara manusia [operator sentral] dengan system [sentral]. Dengan adanya Man Machine Interface ini, command dapat diinputkan ke system dan sebagai hasil komunikasi, system melaporkan data hasilnya.
Sistem supervisi merupakan fasilitas pengetesan yang dapat digunakan untuk mengetahui normal tidaknya operasi system.
O&M Subsystem terdiri dari Input/Output Device dan Test Device yang sangat diperlukan untuk keperluan administrasi dan maintenance routine.

Fungsi dari input/output device :
1. Maintenance & Administration Terminal [MAT]
MAT adalah terminal yang terdiri dari CRT [Catode Ray Tube] display dan keyboard yang memegang peranan penting dalam pekerjaan operasi dan pemeliharaan. Melalui MAT dapat diinputkan bermacam-macam command seperti Merubah subscriber category [SOD command], perubahan office data [ODC command].
Dengan menggunakan MAT dapat pula diketahui adanya gangguan-gangguan yang terjadi dalam sentral. Data traffic, subscriber meter dan lain-lain.
2. Magnetic Tape Unit [MTU]
MTU berfungsi sebagai sarana untuk menyimpan Backup file, hasil pengukuran traffic, data subscriber meter dan data Automatic Message Accounting [AMA].
3. Disk Unit [DKU]
Selain MTU, NEAX 61E juga dilengkapi dengan Disk Unit yang merupakan sarana menyimpan Backup File dan data subscriber meter. Dalam DKU tidak digunakan untuk menyimpan data traffic.
Apabila terjadi kondisi emergency yang memerlukan recovery system, maka reloading data dari DKU lebih cepat pelaksanaannya dari pada MTU. Untuk reloading data 4 Megaword, DKU memerlukan waktu 30 detik, sedangkan MTU memerlukan waktu 260 detik. Oleh karena itu reloading data diprioritaskan dari DKU.
4. Receive Only Printer [ROP]
ROP adalah printer yang berfungsi untuk mencetak semua fault report, hasil pengukuran traffic dan sebagainya.
5. Line Test Console [LTC]
LTC adalah alat pengetesan subscriber [line dan terminal] yang terdiri dari CRT display, keyboard dan line Test Console Controller. Dengan LTC dapat dibangun hubungan dari subscriber yang tersambung pada sentral tersebut, kemudian melalui menu dapat dipilih jenis-jenis pengetesan yang akan dilaksanakan. Hasil pengetesan akan nampak pada layar monitor. Macam-macam testing yang dapat dilakasanakan melalui LTC adalah sebagai berikut :
• Line Test Trunk [LTT]
LTT digunakan untuk mengetes saluran pelanggan [subscriber line] dan telepon setnya. Pengetesan tersebut dilakukan oleh LTC kearah pelanggan. Dengan menggunakan LTT dapat dilaksanakan pengetesan:
 Pengukuran tahanan isolasi saluran
 Pengukuran kapasitansi saluran
 Pengukuran tahanan loop saluran
 Pengukuran arus liar
 Pengukuran tegangan AC/DC
 Call originating
 Pengetesan pengiriman howler tone
 Line monitoring
 Pengetesan terminating call
 Pengukuran dial pulse ratio
 Pengukuran dial pulse receiving
 Pengukuran push button tone receiving
 Coin collect test
 Coin return test

• Complaint Trunk [CPT]
CPT digunakan untuk menerima pengaduan dari pelanggan dan operator langsung dapat melakukan pengetesan/pengukuran terhadap saluran/telepon set pelanggan tersebut. Dengan menggunakan CPT dapat dilaksanakan :
 Pengukuran tahanan isolasi saluran
 Pengukuran kapasitansi saluran
 Pengukuran tahanan loop saluran
 Pengukuran arus liar
 Pengukuran tegangan arus AC/DC
 Call originating
 Pengetesan pengiriman howler tone
 Pengukuran dial pulse ratio
 Pengukuran dial pulse receiving
 Pengukuran push button tone receiving
 Coin collect test
 Coin return test
• Free Line Trunk [FLT]
Fasilitas ini hanya digunakan untuk pembicaraan/komunikasi saja, bukan untuk pengetesan. Komunikasi tersebut bisa originating maupun terminating.

6. System Test Console [STC]
Seperti halnya LTC, STC terdiri dari CRT display dan keyboard. STC merupakan alat test yang digunakan untuk bermacam-macam keperluan pengetesan tentang normal atau tidak normalnya operasi dari system. Sebagai hasil dari pengetesan langsung didisplaykan dalam layar monitor. Fungsi pokok dari STC adalah sebagai berikut :
a) Mengontrol dan mendisplaykan tentang system status, line load control dan CP occupancy.
b) Ordinary call. Dengan melakukan line circuit, STC dapat membuat call seperti halnya subscriber pada umumnya.
c) Monitoring, yang meliputi trunk monitor dan line monitoring.
d) Connection test dengan beberapa variasi, yaitu outgoing trunk test, outgoing loop back test, incoming trunk test, service trunk test [sender dan receiver].
e) Trunk test, pengetesan ini hanya dilakukan pada semua service trunk, yaitu sender [PB dan MFC], receiver [PB, DP, MFC] serta tone [Ringing, dial, busy, reorder, dll].
7. Alarm Display [ALDISP]
ALDISP adalah salah satu fasilitas yang terdapat pada ISAC yang berfungsi untuk mendisplaykan alarm dan operasional status dengan menggunakan layar monitor.
8. Master Console [MCSL]
Merupakan sarana pemeliharaan yang berfungsi untuk mengontrol operasi processor secara manual. Master Concole terdiri dari CRT display dan keyboard. Master console dapat digunakan pada saat :
a) Manual Recovery
Manual recovery hanya dapat dilaksanakan dengan menggunakan master console dan dengan fasilitas ini dapat dilaksanakan manual recovery phase 1 sampai 3.
b) Card Replacement
Dalam hal melaksanakan penggantian card pada perangkat-perangkat/card-card di module tertentu, dapat mempengaruhi kerja perangkat atau system yang sedang beroperasi. Oleh karena itu system harus dilindungi secara manual menggunakan master console.










Aplication
Subsystem Switching
Subsystem
Operation & Maintenance
Subsystem Processor
Subsystem


Ke Aplication
Subsystem


High Integrated Bus
Ke OMP
Ke
CLP
PCP
Ke Remote
Maintenance
Centre MAT LTC ALDISP

MCSL
DKU MTU ROP

LP STC



Gambar. 4.1. Konfigurasi O & M Subsystem



OPERASI DAN PEMELIHARAAN

Dalam sentral Neax semua kegiatan operasi dan pemeliharaan dilaksanakan secara otomatis oleh system. Namun demikian dapat pula dilakukan monitoring dan pengontrolan kegiatan operasi dan pemeliharaan secara manual.
1. Operasi
Kegiatan operasi adalah kegiatan yang berhubungan dengan subscriber dan administrasi sentral. Kegiatan ini meliputi :
1.1 Service Order Processing.
Yang termasuk dalam kegiatan ini adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan administrasi pelanggan, misalnya menambah pelanggan baru, mengisolir, merubah kelas pelanggan dan lain sebagainya.
1.2. Charge Data Recording.
Dalam sentral Neax terdapat dua macam charging, yaitu Automatic Message Accounting (AMA) dan Multy Metering, dengan penjelasan sebagai berikut :
a. Automatic Message Accounting (AMA)
Sistem AMA digunakan untuk mencatat percakapan secara Rinci dan disimpan dalam Magnetic Tape.
b. Multy Metering
Sistem Multy Metering digunakan untuk percakapan local dan SLJJ. Dengan sistim ini setiap subscriber mempunyai Counter sendiri-sendiri yang disimpan dalam Main Memory. Secara berkala charge metr ini disimpan ke dalam backup file secara otomatis setiap 2 jam ( transfer dari memory ke Disk Unit ).
Apabial diperlukan charge meter setiap pelanggan ini dapat dicetak secara manual ke Printer atau MAT.
c. Traffic Management
Terdapat dua kegiatan traffic management yaitu pengukuran traffic dan traffic control , dengan penjelasan sebagai berikut.
1. Pengukuran Traffic
Pengukuran traffic bertujuan untuk mengetahui kondisi traffic. Dengan menggunakan hasil tersebut dapat dilaksanakan pembenahan sedini mungkin apabila terjadi ketidaknormalan dalam distribusi traffic.
Sentral Neax dilengkapi dengan program-program untuk pengukuran traffic sehingga untuk mendapatkan data traffic tidak diperlukan alat tambahan. Hasil pengukuran akan dicetak pada Printer atau dapat didisplaykan dalam MAT.

2. Traffic Control
Fasilitas ini sangat berguna untuk mengontrol traffic tinggi yang terjadi dalam sentral yang diakibatkan oleh adanya jumlah callyang tidak normal.
Dengan traffic Control dapat dilakukan pembatasan jumlah call yang dapat dilayani oleh sentral atau disebut juga dengan call restriction, baik secara manual ataupun otomatis. Restriksi dapat dilaksanakan untuk originating call, Incoming call, out going call kearah tujuan tertentu, out going call kearah area tertentu. Adapun pelaksanaan restriksi ini adalah sebagai berikut :
Subscriber restriksi dialaksanakan dengan menggunakan STC dengan tingkat restriksi yang dapat dipilih 25%, 50%, 75% dan 100%.
a) Subscriber restriction dengan menggunakan LTC Command.
b) Outgoing restriction dilakukan dengan menggunakan OGR Command melalui MAT ( maksimum 10 tujuan ).
c) Restriksi otomatis terjadi apabila CC Ocupancy melampaui 80%.

2. Pemeliharaan :
Pemeliharaan adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk menjaga agar system dalam kondisi operasi yang prima. Terdapat tiga macam kegiatan dalam proses pemeliharaan yaitu :
1. Pemeliharaan Rutin Otomatis
2. Pemel;iharaan Rutin Manual
3. Penanganan Gangguan.

2.1. Pemeliharaan Rutin Otomatis.
Software setiap hari melakukan pengetesan terhadap kesiapan system. Pengetesan ini dilakukan pada saat status konfigurasi ( active dan Stanby ) atau diubah dari system 0 ke system 1dan sebaliknya.

2.2. Pemeliharaan Rutin Manual.

Dalam proses pemeliharaan, disamping adanya pemeliharaan rutin otomatis masih diperlukan pemeliharaan rutin secara manual oleh operator sentral. Kegiatan ini bertujuan untuk melengkapi kegiatan pemeliharaan rutin otomatis. Rincian pemeliharaan rutin manual dapat dilihat pada PROTAP ( Prosedur Tetap) pemeliharaan sentral .

2.3. Penanganan Gangguan.

Pemeliharaan ini bersifat insiden dan corrective. Untuk dapat menangani gangguan diperlukan penguasaan tentang Fault Information dan diagnosis.
a. Fault Information
Fault Information merupakan informasi tentang terjadinya gangguan yang dilaporkan secara otomatis melalui :
1) Audible Alarm Panel
2) Visual Alarm Panel
3) MAT dan ROP
4) Alarm Display.
Untuk jenis gangguan ada tiga macam, yaitu :
CR ( Critical Alarm )
1) MJ ( Major Alarm )
2) MN ( Minor Alarm )

b. Diagnosis
Diagnosis digunakan untuk melacak penyebab gangguan. Kegiatan ini dapat dilaksanakan secara otomatis ataupun manual.
Diagnosis otomatis dilaksanakan pada saat terjadinya gangguan dan sentral dalam kondisi Mode Automatic Diagnostic ( ADG ) aktif.
Diagnosis manual dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu menggunakan command ( DGT ) atau menggunakan switch diagnosis ( DGST ) yang terdapat pada card. Diagnosis manual digunakan untuk melokalisir penyebab gangguan yang lebih terperinci atau untuk reconfirmasi setelah penggantian card.

No comments: